Makam Nabi Hud dalam Catatan Historis, Ada di Yaman?

Apakah makam Nabi Hud benar-benar di Yaman? Tidak semua sejarawan memiliki kemampuan omnipresen, sehingga menulis semuanya!

Redaksi pada sebuah manuskrip, sekitar abad keempat Hijriyah


Saya barusan mendapatkan dua manuskrip Al-Suluk karya Al-Janadi. Saya dapat dari kolega saya di Oman, namanya Awwadl Baalawy, dan Saudara Fadel. Kaget, ternyata redaksi dua manuskrip itu ada yang berbeda dengan versi cetakan penerbit yang sudah diedit (tahqiq) yang dipakai Kiai Imaduddin.

Saya masih mengolah itu ke muhaqqiq yang saya percaya, untuk mengetahui apa yang sebenarnya mau ditulis Al-Janadi.

Semisal perbedaannya: Fulan punya sepupu (ibnu 'amm) bernama A, tapi di manuskrip lain disebutkan A ini adalah paman dari Fulan (walahu [Fulan] 'amm ismuhu A). Anehnya, di Maktabah Syamilah dan versi cetak, A ini adalah anak Fulan (walahu [Fulan] ibnun ismuhu A).

Mungkin di sini letak kekeliruan Kiai Imad sewaktu menulis silsilah Baalawi ketika berargumen dengan Hanif Alattas, batin saya.

Inilah sedikit alasan kenapa saya itu jarang menulis dan membuat konten rudud kepada Kiai Imad karena perlu waktu yang tidak sebentar untuk mengolah sumber primernya (manuskrip, tentu saja).

Al-Janadi, kan, dipakai Kiai Imad untuk "meragukan" makam Ahmad Al-Muhajir apakah benar di Husayyisah atau bukan. Karena Al-Janadi, sejarawan era Dinasti Rasuli yang berkeliaran di Yaman saja tidak menuliskannya.

Saya cek, ternyata memang tidak ada. Bahkan lebih dari itu, makam Nabi Hud juga tidak ada di Al-Suluk. Saya malah kaget. Ini Nabiyullah, lho. Lawong masjidnya tempat talaqqi Syaikh Mudafi' dan Syaikh Abdul Qadir saja Al-Janadi datangi berkali-kali, "untuk mengambil berkah keduanya," katanya.

Masak makam Nabi Hud tidak sekalipun ia notice di Yaman?

Saya memang belum menemukan satupun penjelasan Al-Janadi tentang Makam Nabiyullah Hud. Ada empat kata kunci "Hud" yang saya cari, saya cocokkan dengan manuskrip pula, ternyata Al-Janadi tidak sekalipun menjelaskan makam nabi ini.

Padahal, sejak abad keempat, informasi makam Nabi Hud di Yaman itu sudah menyebar. Bahkan orang Yaman kerap berziarah ke sana sebelum informasi ini ditulis sejarawan belakangan.

Di bawah ini adalah manuskrip yang diberikan Awwadl. Gambar pertama dari tulisan Al-Hamdani (w. 334 H) dan kedua ialah manuskrip yang tidak diketahui siapa penulisnya. Namun redaksinya dipastikan mengutip sejarawan bernama Haikal yang wafat tahun 367 H.

Tapi mungkin saja saya keliru, bahwa Al-Janadi tidak menginformasikan makam Nabi Hud. Saya cek ulang, ternyata tidak ada lagi.

"Kenapa Al-Janadi tidak menuliskan informasi makam Nabi Hud, ya?" begitu pertanyaan saya.

Bisa bantu saya?

Komentar